Allah Adalah Sumber
Kekuatan
Diposting Pada 12 Mar 2010
Allah Adalah Sumber Kekuatan
“Dan
Dia-lah Yang Menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah
perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: “Jadilah, lalu jadilah”, dan
ditangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui
yang ghaib dan yang tampak. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.” (QS Al-An’aam [6] : 73)
Sahabat, kita tercipta dengan
diberikan berbagai kelebihan dan kesempurnaan. Tetapi sebagai hamba Allah, kita
juga memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan. Di samping potensi untuk
berbuat kebaikan, pada diri kita juga terdapat potensi yang menjerumuskan ke
lembah kehinaan. Di satu sisi kita memiliki fitrah berketuhanan, itulah yang
menyebabkan kita rindu untuk mendekatkan (taqarrub) diri kita kepada Allah.
Namun pada sisi yang lain, kita juga memiliki hawa nafsu yang cenderung suka
mengejar kenikmatan sesaat yang sifatnya rendah yang jika kita turuti akan
menjatuhkan kita dari Allah. Hanya Allah tempat segala kesempurnaan dan
kebaikan. Sebab memang Dia-lah segala apapun bermula dan berakhir. Dia-lah Yang
Maha Terpuji, yang tak ada satupun membandingi ke-Terpujian-Nya. Dia-lah sumber
kekuatan yang segala kekuatan apapun bersumber dari kekuatan-Nya. Laa haulaa
walaa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-‘azhiim.
Kehidupan kita adalah proses
perjuangan yang tak pernah henti. Ada saat dimana kebahagiaan begitu akrab
menemani, namun di saat yang lain penderitaan begitu senang bersemayam di dalam
hati. Sungguh, dua keadaan ini memerlukan kekuatan agar kita tetap bertahan
pada kebenaran. Jika kita tidak memiliki kekuatan iman, maka bukan saja
kehidupan akan terasa menyulitkan, tetapi hari demi hari akan selalu dihinggapi
rasa ketakutan. Ketahuilah, saat dimana kita hidup hari ini adalah kehidupan
yang sarat dengan kekhawatiran, kebimbangan dan ketakutan. Jangankan
orang-orang yang memang setiap saat selalu dihantam badai kemiskinan dan
kenestapaan, orang-orang yang sedang bergelimang kemewahan pun selalu dihantui
rasa kekhawatiran dan kecemasan. Keduanya merasakan hal yang sama.
Orang miskin khawatir dan takut
menatap masa depan yang menurutnya begitu memberatkan, sementara orang kaya
khawatir dan takut bahkan bingung kemana harta mereka akan diselamatkan. Apa
yang dapat kita katakan untuk mereka yang hidupnya tak pernah puas dengan
keadaan? Ada apa sesungguhnya dengan makhluk yang bernama manusia ini? Diberi
nikmat, dia tak pandai bersyukur. Diberi cobaan, keyakinan hidupnya semakin
kabur. Sungguh, kebanyakan kita memang tidak tahu berterima kasih kepada Dzat
Yang Maha Memberi.
Marilah kita renungkan dengan hati
yang jernih, bahwa kita ada bukanlah sekedar ada. Keberadaan diri kita karena
ada yang mengadakannya. Oleh karenanya, keberadaan kita harus menghadirkan kesadaran
bahwa ada sumber kekuatan yang mampu Mengadakan kita, dan Dia tidak mengada-ada
dalam menciptakan keberadaan makhluk-Nya. Dia-lah Allah SWT, Sang Pemberi
Nikmat yang rahmat-Nya lebih luas daripada murka-Nya. Jika hati merasa dekat
kepada Allah Yang Maha Kuat dan Maha Segalanya, akan menghadirkan ketenangan
dan membuat jiwa selalu merasakan adanya perlindungan dan tempat bergantung.
Insya Allah, bila kita serahkan
hidup ini dengan berbagai persoalannya kepada Allah dengan keyakinan yang
mutlak hanya kepada-Nya, akan membuat hati menjadi tegar dalam menghadapi
problem dan tantangan kehidupan. Sadarilah, kita adalah hamba yang memiliki
keterbatasan. Dia-lah Yang Berkehendak atas diri kita, dan kita tidak akan
pernah bisa merubah kehendak-Nya. Sesungguhnya, sebagian besar dari penyebab
kekhawatiran, kegelisahan dan kelemahan jiwa adalah ketidakmampuan kita untuk
menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan. Karenanya, mengimani Allah dengan
segala atribut yang dimilikinya adalah keharusan bagi setiap muslim.
Sangat sulit dipahami bagaimana hati
menjadi tenang, menjadi bahagia, jika keyakinan kepada Allah tidak mendapat
prioritas utama dalam diri kita. Padahal kita yakin semua Maha adalah
milik-Nya. Hakikat segala pujian hanyalah milik-Nya. Tiada pujian yang pantas
diberikan membandingi Pujian kepada-Nya. Inilah perilaku orang-orang yang
mengimani keberadaan-Nya, yang yakin akan segala kekuasaan-Nya. Tidak ada
alasan bagi seorang muslim sedikitpun untuk merasa khawatir ketika Allah sudah
berjanji untuk penolongnya. Tidak ada keharusan bagi setiap muslim untuk merasa
takut, sebab Allah sudah berjanji untuk selalu melindunginya. Sungguh, Allah
Maha Pemberi karunia kepada seorang hamba yang selalu bertawakkal untuk
menggapai rahmat-Nya. “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki
yang diberikan kepada burung, pagi hari perutnya kosong dan sore hari
(perutnya) penuh makanan.” (HR Ahmad, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Penulis
: Ustadz Anwar Anshori Mahdum